Rabu, 16 Maret 2011

Antara Hati dan Pikiran

Pada malam ini aku bertanya tentang seseorang bagaimana seseorang itu memikirkan dua hal yang tidak ia sukai. Aku, ya sepertinya malam ini saja aku bercerita mengenai apa yang aku pikirkan sekarang dan ada dual hal sisi yang paling tidak aku sukai. Hal tersebut sepertinya antara benci dan rasa yang sering berubah. Aku bertanya malam ini bukan dengan seseorang melainkan aku bertanya tentang hal itu dengan hati dan pikiranku. Bagaimana jawaban yang paling tepat dan benar antara hati dan pikiran. Malam ini dengan hati dan pikiranku saling memberikan jawaban. Tetapi, jawaban antara hati dan pikiran bertolak belakang sehingga aku sulit untuk membenarkannya.

Aku memikirkan dan bertanya kepada hati dan pikiran tentang rasa cinta dan kepedulian kita terhadap seseorang yang kita sayangi, kemudian mendusta. Dan pada akhirnya ia meninggalkan kita.Lalu Kita jatuh sakit, menjadi malas, terpikir dan rasa benci antara cinta selalu berubah. Berharap seseorang itu tidak terlihat lagi dan tidak lewat disepintas kedua bola mata dan retina mataku. Hati memberikan jawaban kepadaku " biarkan saja,jangan dipikirkan,ia telah mendusta. Selama ini apa yang ia katakan itu semua tidak benar adanya. Relakan saja, yang penting buatlah satu hal kebaikan dan yang paling indah untuknya sehingga ia tidak dapat melupakanya walau ia telah mendusta. Tapi, ia akan mengenal kita dengan baik, tidak ada rasa dendam. Dia masih sayang dan cinta kepadamu tapi ia tidak ingin kamu tahu".

Sedangkan pikiran, lain memberikan jawaban kepadaku. " Dia itu,memang bohong, mudah-mudahan saja ia merasakan hal yang sama seperti aku, jika ia memang ada rasa sayang sama aku tidak mungkin hal yang sangat sepele bisa menjadi terpisah. berarti dia memang tidak mencintaiku.Dia hanya mempermainkanku.

Jawaban antara hati dan pikiran yang diberikan kepadaku tidak sama. Keduanya saling bertolak dan berbeda sehingga aku menjadi bingung untuk mencari kebenaran dari jawaban itu pada malam ini.

Pada saat itu aku saring tiga kali agar mendapatkan jawaban yang paling benar dan aku bisa kuat untuk seterusnya. Saat-saat aku menyaring jawaban itu, barulah aku temukan jawaban manakah yang paling benar antara hati dan pikiran.

Ternyata Apakah yang selama ini aku lakukan buat seseorang hanya memakai pikiran? bahkan, apakah selama ini aku perbuat untuk seseorang datangnya bukan dari hati? lalu mengapa aku bisa merasa sakit?dan kecewa? Akhirnya aku memilih jawaban dari hati. Mengapa? jika aku memilih jawaban yang datangnya dari pikiran, aku pasti merasa dendam dan sangat benci kepada seseorang itu. Pasti aku memikirkan dan berkata dalam hati, apa yang selama ini aku lakukan ternyata sia-sia saja. Dan ada satu hal yang belum aku ketahui sekarang setelah aku memilih jawaban dari hati. Yaitu, apakah aku selama ini melakukan kepadanya ada memakai hati dan perasaan? jika tidak,mengapa aku bisa mencintainya?

Belum kutemukan, apakah benar memakai hati atau pikiran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar